TIMES JATIM, PACITAN – Setengah abad lebih. Di usianya yang ke-59 tahun, SMAN 1 Pacitan, Jawa Timur banyak melahirkan tokoh penting, salah satunya Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Selain melahirkan banyak tokoh, sekolah yang berdiri sejak 1 Agustus 1963 silam ini ternyata masih menjadi primadona. Tak puas dengan hal itu, SMA yang terletak di Jalan Letjen R. Suprapto Nomor 49 Pacitan ini terus berbenah demi terciptanya efektifitas dalam belajar untuk meningkatkan prestasi siswa.

Jumlah siswa laki-laki 316 dan perempuan sebanyak 540 orang yang terbagi menjadi 26 rombongan belajar.

Suasana kegiatan belajar mengajar di kelas SMAN 1 Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

Kepala SMAN 1 Pacitan, Adi Supratikto mengatakan, untuk mendongkrak semangat belajar siswa, pihaknya meracik beberapa kegiatan penunjang belajar siswa, seperti study club, ekstrakurikuler dan berbagai event lomba.

"Bukan hanya soal orientasi pada hasil, tapi lebih kepada proses supaya kemampuannya berkembang sesuai minat dan bakat. Kuncinya belajar keras, disiplin, tertib sejak dini mulai awal masuk," katanya, Rabu (28/9/2022).

Menurut Adi, agar siswa termotivasi, dalam proses pembelajaran harus berkonsep lebih menyenangkan, inovatif dan tidak monoton. Mengingat padatnya jadwal kegiatan belajar dan mengajar (KBM) dari pukul 07.00 hingga 15.30 WIB.

"Namun, proses pembelajaran juga tergantung dari potensi guru, kecakapan guru, dan kemampuan guru untuk terus kreatif. Jumlah guru profesional di sini sekitar 53 orang, target sekolah ini memang bisa memenuhi standar kompetensi nasional," terangnya kepada TIMES Indonesia.

Kendati demikian, sebagai pimpinan sekolah, Adi dituntut untuk tetap melahirkan ide dan gagasan kreatif dengan mengikuti top down innovation, dimana keputusan pemerintah adalah hal yang mutlak dan harus diikuti semua instansi. Tak terkecuali SMAN 1 Pacitan.

"Kami melakukan pembiasaan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S). Jadi suasana sekolah selalu menyenangkan, sehingga anak tidak bosan dan lebih berkarakter," tuturnya.

Dengan inovasi, SMAN 1 Pacitan jadi langganan juara dan menorehkan prestasi berbagai tingkatan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

Terkini, SMAN 1 merupakan salah satu sekolah yang menjadi pilot project pelaksanaan kurikulum merdeka tahun pelajaran 2022/2023. Penerapan dan pelaksanaannya baru untuk kelas 10, sementara kelas 11 dan 12 masih menggunakan kurikulum 2013.

"Kami punya project profil pelajar pancasila. Pelaksanaannya di setiap akhir satuan pembelajaran di luar sekolah. Para siswa turun langsung ke masyarakat untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan model observasi lapangan. Dari situ nanti diharapkan muncul produk yang layak dipamerkan, targetnya go luar negeri," ucap Adi.

Tak hanya sampai di situ, masih ada topik pengembangan yang dilakukan pihak sekolah, yakni teknopreneur dan kewirausahaan berbasis digital. Para siswa dilatih marketing pemasaran produk lewat online dan menggandeng perusahaan internasional. Selain itu SMAN 1 Pacitan sedang mengembangkan agropreneurship berbasis komoditas pertanian.

"Intinya kami akan terus berinovasi untuk meningkatkan prestasi. Apalagi sekarang dunia tanpa batas. Siswa bisa belajar tidak hanya dari guru dan buku yang ada, melainkan bisa belajar dari internet," jelas Kepala SMAN 1 Pacitan, Adi Supratikto.

"Antusias pendaftar tiap tahun meningkat. Tapi tetap kami batasi mengingat jumlah pagu yang terbatas. Sekarang setiap tahun rata-rata meluluskan siswa sebanyak 280 an siswa. Hampir 70 persen lebih mereka diterima di Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia," ujar Adi Supratikno.

Berikut beberapa prestasi yang diraih SMAN 1 Pacitan baik akademik maupun olimpiade tingkat kabupaten/kota:

Juara 2 Olimpiade Sains Nasional Guru, juara 2 Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013,

Juara 3 Olimpiade Sains Nasional Guru, guru berprestasi, juara 1 OSN guru 2013, pengabdian 20 tahun, juara 1 OSN guru matematika, Satyalencana Karya Satya X Tahun dan masih banyak lagi.

Itulah segudang inovasi dan prestasi SMAN 1 Pacitan, sekolah yang banyak melahirkan tokoh penting. (*)