TIMES JATIM, KEDIRI – Langkah pemerintah dalam pemberantasan judi online (judol) mendapat tanggapan positif dari anggota DPR RI, Ahmad Sahroni.
Pemberantasan judi online terus digalakkan untuk menekan makin meluasnya praktik judi online yang meresahkan dan merugikan masyarakat.
Pemberantasan dilakukan mulai dari pemblokiran situs judi online, pemblokiran rekening yang diduga terlibat dalam praktik judi online serta membekuk sejumlah pihak yang terlibat dalam praktik judi online.
Sampai akhir pekan ini, pihak Polda Metro Jaya telah mengamankan 22 orang terkait dengan kasus judi online yang melibatkan staf Kementrian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Namun Sahroni yang juga wakil ketua Komisi lll DPR RI tersebut mengungkapkan juga akan melihat perkembangan pemberantasan judi online tersebut.
"Ya bagus, kita tunggu sejauh mana Mabes Polri melakukan tindak tegas terhadap judi online. Kita tunggu seminggu atau dua minggu ke depan," ujar Ahmad Sahroni di Kota Kediri, Minggu (17/11/2024).
Praktik judi online sendiri memberikan dampak negatif kepada masyarakat. Terutama dari segi sosial dan ekonomi. Bahkan jika dibiarkan judi online bisa turut mengancam perekonomian bangsa.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) beberapa waktu lalu sempat menyebutkan, jika tidak segera diantisipasi dengan penegakkan hukum transaksi judi online bisa mencapai Rp 1000 triliun di akhir 2024.
"Mudah-mudahan kalau ini diberantas tidak seperti itu. Kita lihat satu tahun ke depan," tambah Sahroni lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Sahroni juga menekankan terkait netralitas institusi pemerintahan dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
Politikus partai Nasdem itu menegaskan netralitas menjadi hal penting, untuk menjaga demokrasi tetap sehat. Ia berharap kontestasi pemilihan kepala daerah berjalan dengan adil tanpa ada campur tangan pihak-pihak tertentu.
"Netralitas itu penting, maka biarkanlah para calon ini berkontestasi yang secara natural. Jangan ada bala bantuan dari pihak manapun," tegasnya.
Sahroni pun berpesan kepada semua pihak untuk tidak bertindak berlebihan di masyarakat. Sebelumnya Ahmad Sahroni memang sempat bertemu dengan tersangka kasus perundungan terhadap seorang siswa SMA di Surabaya. "Saya kesana menyampaikan dan melihat bagaimana dan apa yang terjadi," ungkapnya.
Ia berharap kasus tersebut memberikan pelajaran untuk semua pihak. "Ini memberikan hikmah bahwa jangan orang merasa punya kekuasaan, merasa berlebihan, maka seenaknya. Ini jadi hikmah - pelajaran kepada semua pihak, jangan lagi ada berlaku demikian," pungkasnya.
Ahmad Sahroni berada di Kota Kediri untuk menjadi pembicara utama dalam seminar dan talk show bertajuk “Menggali Inspirasi: Filosofi, Inspirasi, dan Strategi Kehidupan Mencapai Kesuksesan." Turut hadir sebagai pembicara sociopreneur asal Kota Kediri Regina Nadya Suwono. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Ronny Wicaksono |