TIMES JATIM, KEDIRI – Setelah sempat berhenti beroperasi selama beberapa bulan terakhir akibat polemik pencemaran air, SPBU Tempurejo Kota Kediri akan segera kembali beroperasi.
Seperti diketahui SPBU tersebut berada tepat di samping area pemukiman warga yang terdampak pencemaran air. Dimana akibat pencemaran tersebut kondisi air sumur di 14 rumah warga RT 5 RW 2 Kelurahan Tempurejo, Kota Kediri, berbau mirip bahan bakar minyak (BBM).
Selama ini, ketika SPBU berhenti beroperasi turut dilakukan treatment pada sumur warga yang terdampak. Treatment terus berjalan, meski belum keseluruhan sumur warga kembali normal.
Kondisi salah satu sumur warga (foto : yobby/Times Indonesia)
Sejauh ini dari 5 sumur diambil sampelnya, 2 di antaranya sudah normal dan tidak ditemukan kandungan total petroleum hydrocarbon (TPH). Sementara sisanya masih ditemukan kandungan TPH. Dari pantauan di lokasi, memang masih ada salah satu sumur warga yang airnya masih pekat dan berbau.
Kepala Dinas Lingkungan Hdup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri Imam Muttakin menuturkan sumur yang masih mengalami pencemaran, akan tetap mendapatkan treatment menggunakan cairan dispersant dengan dosis tertentu.
Sementara terkait kembali dibukanya SPBU tersebut, warga setuju dan mendukung pembukaan kembali SPBU tersebut. Namun, dengan catatan SPBU benar-benar berkomitmen untuk menuntaskan normalisasi dan tetap memberikan kompensasi hingga semuanya kembali normal.
“Pada prinsipnya sepanjang nanti terkait dengan normalisasi, kompensasi tetap berjalan sampai semuanya normal oleh SPBU mereka tetap mendukung,” tuturnya, Sabtu (30/12/2023).
Imam mengungkapkan proses normalisasi ditargetkan akan selesai pada Februari 2024.“Dari ITS menargetkan (normalisasi) 3 bulan dari awal Desember kemarin jadi nanti Februari 2024 targetnya sudah normal,” tambahnya.
Imam menambahkan, menurut rencana SPBU Tempurejo akan kembali buka besok atau lusa setelah proses pengiriman BBM yang dilakukan hari ini. Hal itu sendiri sudah disampaikan ke warga melalui pertemuan khusus antara warga terdampak, pihak SPBU, Pertamina serta unsur terkait lainnya.
SPBU sendiri sudah bisa kembali beroperasi, karena persetujuan teknis dan keamanan dari Pertamina sudah turun. "Secara teknis bisa beroperasi kembali karena dari sisi keamanan dan sisi teknis lainnya sudah memenuhi syarat," ucapnya. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |