TIMES JATIM, SIDOARJO – Lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo diduga disebabkan dari klaster hajatan. Banyak warga yang menggelar hajatan tanpa mematuhi protokol kesehatan diduga penyebab naiknya warga yang tertular Covid-19.
Selain itu, libur lebaran tahun ini diduga juga turut mendominasi lonjakan pasien Covid-19 di Sidoarjo.
Atok Irawan, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo mengatakan pasien yang masuk RSUD mengalami lonjakan signifikan selama dua minggu ini. Sehingga menyebabkan ruang IGD lantai 3 RSUD Sidoarjo dijadikan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
“Ada 48 pasien terkonfirmasi dan saat ini kami rawat di ruang IGD lantai 3 RSUD Sidoarjo. Sedangkan di ruang IGD lantai 1 ada 19 pasien probable,” kata Atok Irawan, (22/6/2021).
Diketahui, pasien probable adalah orang yang masih dalam kategori suspek dan memiliki gejala ISPA berat, gagal napas, atau meninggal dunia, namun belum ada hasil pemeriksaan yang memastikan bahwa pasien positif Covid-19. Maka perlu dilakukan swab untuk memastikan pasien tersebut positif Covid-19 atau tidak.
“Pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Sidoarjo saat ini ada 169 orang, 80 persen diantaranya adalah warga Sidoarjo. Lonjakan pasien diduga banyak warga yang menggelar hajatan tanpa mematuhi protokol kesehatan, ditambah lagi libur lebaran kemarin banyak warga yang melanggar prokes,” ungkap Atok Irawan.
Antok mengungkapkan, selain klaster hajatan, ada beberapa klaster keluarga yang dirawat di RSUD Sidoarjo. Dirinya menduga libur lebaran menjadi penyebab munculnya kasus Covid-19 klaster keluarga ini. “Kalau terkait klaster baru Covid-19, memang belum ada di Kabupaten Sidoarjo,” ungkapnya
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Faizal R Arief |