TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikbud Kota Probolinggo, Jatim, menghentikan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas pada jenjang SD dan SMP sejak Senin (14/2/2022).

PTM terbatas hanya diizinkan untuk kelas 6 SD dan kelas 9 SMP, dengan syarat menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Kebijakan diambil sebagai tindak lanjut koordinasi dan evaluasi Satgas Covid 19 Kota Probolinggo, Senin. Koordinasi dan evaluasi membahas situasi Covid 19 di daerah dengan penduduk 239,64 jiwa tersebut.

Kebijakan disampaikan kepada kepala SD dan SMP se-Kota Probolinggo, baik Negeri maupun Swasta. Surat perihal Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, dan Pembelajaran Jarak Jauh itu, ditandatangani Kepala Disdikbud Moch. Maskur.

Khusus tenaga pendidik dan kependidikan SMPN 6, diperbolehkan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), karena sekolah tersebut dijadikan tempat isolasi terpadu (isoter). Syaratnya, mengajukan permohonan ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSDM) kota setempat.

Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin saat meninjau Isoter di SMPN 6 Kota Probolinggo (foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)

Sebelumnya, Disdikbud menutup tujuh sekolah karena siswanya ada yang positif Covid 19. Yaitu SMP Negeri 5, SMP Negeri 10, SMP Negeri I, SMPK Materdei Probolinggo, SDN Jrebeng Wetan, MI Muhammadiyah, dan SDK Materdei Probolinggo.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, terdapat 151 kasus aktif di Kota Probolinggo pada Senin (14/2/2022). Tersebar di 26 kelurahan. Hanya Kelurahan Sukoharjo (Kanigaran), Kedopok (Kedopok), dan Kedungasem (Wonoasih) yang nihil kasus aktif.

Kasus aktif terbanyak berada di Kelurahan/Kecamatan Kanigaran dengan 24 kasus. Disusul Kelurahan Tisnonegaran (Kanigaran) dengan 15 kasus, serta Kelurahan Jati (Mayangan) dan Kebunsari Kulon (Kanigaran) masing-masing dengan 10 kasus.

Berdasarkan data referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, terdapat 113 SD/sederajat di Kota Probolinggo, baik negeri maupun swasta.

Sedangkan untuk jenjang SMP/sederajat, terdapat 48 lembaga. Baik negeri maupun swasta. Kecuali kelas 6 dan kelas 9, siswa di lembaga tersebut kini harus menjalani pembelajaran jarak jauh berdasarkan kebijakan Disdikbud Kota Probolinggo. (*)