TIMES JATIM, MALANG – Yusuf Rio Wahyu Prayogo, pria kelahiran Situbondo 30 Maret 1984, membuat kejutan dengan mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Bupati (Bacabup) Situbondo dalam Pilkada 2024. Dengan penampilan khasnya yang sering berpakaian serba oranye, Rio menyampaikan bahwa warna tersebut melambangkan komitmennya terhadap kejujuran dan anti-korupsi.

Dalam wawancara eksklusif dengan TIMES Indonesia, Rio menjelaskan bahwa pilihan warna oranye, yang juga identik dengan KPK, mencerminkan niatnya untuk berkolaborasi dengan KPK dalam pencegahan korupsi jika terpilih sebagai bupati. "Oranye ini lambang dari KPK dan memang sejak awal, saya deklarasi kalau ditakdirkan menjadi Bupati, saya ingin bekerjasama dengan KPK untuk melakukan pencegahan korupsi," ujar Rio, Jumat (30/8/2024).

Rio menekankan bahwa korupsi tidak hanya merusak lingkungan birokrasi, tetapi juga merugikan masyarakat dan reputasi wilayah. "Pencegahan korupsi sangat penting, karena berpengaruh pada rencana kerja dan disiplin dalam kebijakan publik. Saya berharap Situbondo bisa pulih dan mendapatkan kembali marwahnya," tambahnya.

Di Pilkada Situbondo 2024, Rio menggandeng Ulfiyah sebagai Bakal Calon Wakil Bupati. Mereka didukung oleh tujuh partai politik (parpol), mencetak sejarah baru di Kabupaten Situbondo. Untuk pertama kalinya, dua partai besar—PKB dan PPP—bersatu untuk mendukung pasangan Rio-Ulfiyah, bersama dengan Golkar, PDI Perjuangan, NasDem, Hanura, dan PSI.

"Biasanya, bupati didukung oleh salah satu dari PKB atau PPP. Hari ini, kedua partai besar ini bersatu untuk mendukung kami. Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin sebelumnya dan membuat kami yakin," kata Rio.

Sebagai seorang pengusaha dan aktif di lembaga survei yang memantau dinamika politik, Rio memiliki pengalaman dan jejaring yang membuat partai-partai besar tertarik padanya. "Saya baru terjun langsung ke politik sekarang, meskipun saya telah lama mengamati dan terlibat aktif dalam survei politik," jelasnya.

Keinginan Rio untuk Meningkatkan Kelas Situbondo

Rio berambisi memajukan Situbondo, dengan slogan "Situbondo Naik Kelas." Ia menilai pemerintahan selama dua dekade terakhir tidak memberikan dampak signifikan pada perkembangan Kabupaten Situbondo. "Kebijakan pengentasan kemiskinan masih menjadi momok. Situbondo kalah dibandingkan dengan empat kabupaten di sekelilingnya. UMK kita masih yang terendah," katanya.

Rio melihat potensi besar di Situbondo, yang merupakan jalur perlintasan utama menuju Pulau Bali. "Situbondo harus menjadi destinasi yang menarik sebelum menuju Bali. Kita perlu mengembangkan potensi wisata untuk meningkatkan ekonomi lokal," ungkapnya.

Jika terpilih sebagai Bupati, Rio berencana memperkenalkan konsep entrepreneurship value untuk mempercepat pembangunan. "Pendekatan ini akan membantu melihat peluang dan meningkatkan kinerja OPD. Dengan cara ini, cita-cita untuk memajukan Situbondo akan lebih mudah tercapai," tutupnya. (*)