https://jatim.times.co.id/
Berita

Jazz Gunung Bromo 2025 Dibuka, Nada-Nada Merdu Pecah di Pelataran Bromo

Sabtu, 19 Juli 2025 - 19:01
Jazz Gunung Bromo 2025 Dibuka, Nada-Nada Merdu Pecah di Pelataran Bromo Kua Etnika suguhkan harmoni gamelan dan jazz kontemporer di panggung terbuka Jazz Gunung Bromo 2025. (FOTO: Ryan H/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Musik jazz kembali menggema di pelataran langit Bromo. Sabtu (19/72025), Jazz Gunung Bromo 2025 resmi dibuka dengan suguhan memikat dari musisi Tanah Air di panggung terbuka Jiwa Jawa Resort, Desa Wonotoro, Kec. Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Tak seperti konser jazz kebanyakan yang digelar dalam ruangan mewah, Jazz Gunung justru memilih amfiteater bambu di ketinggian 2.000 meter. Dikelilingi lanskap pegunungan dan udara sejuk, festival ini menyajikan pengalaman musikal yang beda.

“Jazz itu biasanya di gedung-gedung, kami sengaja bikin beda, biar penonton bisa menikmati musik sekaligus alam,” ujar Sigit Pramono, pendiri Jazz Gunung, saat konferensi pers.

Sigit tak cuma ingin bikin penonton nyaman. Ia juga berharap festival ini bisa bikin wisatawan betah lebih lama di kawasan Bromo.

“Orang biasanya cuma lihat sunrise terus pulang. Lewat Jazz Gunung, saya ingin mereka punya alasan buat tinggal lebih lama,” lanjutnya.

Festival yang sudah eksis sejak 2009 ini memang jadi cara baru menikmati Bromo. Tak cuma naik jeep atau lihat matahari terbit, kini wisatawan juga bisa menyaksikan musisi tampil di bawah langit terbuka.

Deretan Penampil Seri 1: Penuh Eksplorasi Musik

1. Emptyyy
Trio jazz-rock satu ini tampil beda sejak awal. Formatnya tak biasa: harmonika, gitar, dan drum. Digarap Karel William, Mikail Alrabbdia, dan Rega Dauna, Emptyyy menghadirkan musik progresif penuh eksplorasi.

Energi panggung mereka jadi pembuka yang segar untuk Jazz Gunung tahun ini.

2. Jamie Aditya & The Mezzrollers
Jamie tampil dengan gaya khasnya dengan suara swing-soul dan dandanan retro ala 1920-an. 

Bersama The Mezzrollers, ia membawa suasana klasik yang hidup. Penonton diajak bernostalgia, tapi tetap dengan vibe yang fresh.

3. Kua Etnika
Kelompok asal Yogyakarta ini menggabungkan musik tradisi dengan instrumen modern. Gamelan, keroncong, dan perkusi melebur dengan jazz dalam balutan etnik kontemporer. 

Didirikan mendiang Djaduk Ferianto, Kua Etnika sudah melanglang buana ke berbagai panggung internasional.

4. Karimata
Supergroup jazz fusion ini sudah eksis sejak 1985. Identik dengan aransemen kreatif dan sentuhan etnik, Karimata kembali hadir di Bromo dengan formasi lawas yang tetap solid. 

Penampilan mereka jadi momen nostalgia dan bukti bahwa jazz Indonesia tetap berkelas.

5. RAN
Sebagai penutup panggung malam itu, trio pop-jazz RAN sukses bikin penonton larut. Rayi, Asta, dan Nino menyajikan deretan lagu hits dengan energi panggung yang hangat.

Gaya mereka yang fun, catchy, dan penuh groove jadi penyeimbang di antara musisi jazz lainnya.

6. LOVE IS
Grup jazz kontemporer ini tampil dalam format baru. Dari trio kini menjadi kuartet dengan masuknya Rainer James, pemain saksofon muda.

Bersama Jason Mountario, Sri Hanuraga, dan Kelvin Andreas, LOVE IS menyuguhkan warna jazz yang lebih kaya dan modern. (*)

Pewarta : Ryan H
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.