TIMES JATIM, PACITAN – Gerobak sampah bukan hanya alat angkut limbah. Di tangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pacitan, benda itu menjelma simbol perlawanan. Jumat siang (13/12/2024), halaman Kantor Disparbudpora Pacitan menjadi panggung aksi protes mahasiswa.
Dengan suara lantang, Ketua PC PMII Pacitan, Al Ahmadi, menumpahkan keresahannya. “Gerobak sampah ini kami persembahkan untuk pejabat yang tidak becus bekerja!” serunya, membakar semangat massa aksi yang memenuhi lokasi.
Aksi mereka tak hanya berhenti di orasi. Ban bekas dibakar di tengah halaman kantor Disparbudpora. Rupanya, ini menjadi simbol dari hangusnya harapan masyarakat terhadap sektor pariwisata.
PMII tak sekadar berteriak. Mereka datang membawa data yang mengejutkan. Pada 2022, Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata Pacitan mencapai Rp11,2 miliar dengan kunjungan wisatawan mencapai 1,5 juta orang.
Namun, setahun kemudian, jumlah wisatawan turun menjadi 1,2 juta dan menyebabkan PAD hanya mencapai Rp 9,6 miliar—jauh dari target Rp12,55 miliar.
“Tiga tahun berturut-turut sektor ini gagal mencapai target. Pandemi sudah berlalu, tapi pariwisata kita seperti mati suri,” ujar Al Ahmadi.
Menurutnya, promosi pariwisata yang selama ini hanya bergantung pada media sosial adalah salah satu penyebab utama lesunya sektor ini.
“Kalau cuma main medsos, semua orang juga bisa. Harusnya pejabat turun ke masyarakat, promosi langsung seperti kami ini,” sindirnya.
Tak hanya soal promosi, PMII juga menyoroti transparansi anggaran dan pengelolaan destinasi wisata. Mereka mempertanyakan ke mana aliran dana promosi dan bagaimana realisasinya terhadap PAD.
Jawaban Disparbudpora
Dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Wisata Disparbudpora Pacitan, Rakhmad Adi Mandego, menjelaskan bahwa meski kunjungan wisatawan pada 2023 melebihi target, PAD tetap tidak tercapai.
“Kunjungan kita di 2023 ditargetkan 1 juta, tapi realisasinya 1,3 juta. Namun, PAD yang dihitung hanya dari 9 destinasi, sementara total kunjungan berasal dari 24 destinasi. Ini sebabnya PAD terlihat tidak sesuai,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disparbudpora Pacitan, Turmudi, yang turut hadir di lokasi aksi, mengakui adanya penurunan PAD dalam dua tahun terakhir. Namun, ia menegaskan sektor pariwisata mulai menunjukkan perbaikan di tahun ini.
“Kami akui, ada penurunan dua tahun terakhir. Tapi 2023 ada peningkatan, dan kami terus berusaha untuk memperbaikinya,” ucap Turmudi.
Turmudi bahkan menyatakan kesediaannya untuk mundur jika ia dinilai tidak mampu membawa perubahan signifikan. “Kalau saya memang tidak bisa bekerja, saya siap mundur,” katanya tegas.
PMII Pacitan menuntut pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan sektor pariwisata.
Mereka juga mendesak adanya dialog terbuka dengan masyarakat dan pelaku pariwisata untuk merumuskan langkah konkret perbaikan.
“Pacitan punya potensi besar, tapi perencanaannya lemah. Ini harus dibenahi agar sektor pariwisata benar-benar jadi andalan ekonomi daerah,” ujar orator aksi PMII Pacitan, Ahmad Ihsan.
Ia juga menyoroti minimnya fasilitas pendukung di objek wisata yang sering dikeluhkan pengunjung. Bahkan belum lama ini disindir artis ibu kota, Raffi Ahmad soal mininya pelayanan dan akomodasi.
“Banyak keluhan soal akses, kebersihan, hingga kurangnya sarana yang memadai. Kalau dibiarkan, wisatawan enggan kembali,” tambahnya.
Meski penuh kritik, aksi PMII bukan hanya soal menyalahkan. Mereka membawa harapan besar agar sektor pariwisata Pacitan dapat bangkit dan menjadi ujung tombak ekonomi daerah.
“Gerakan ini bukan hanya untuk pejabat, tapi juga untuk masyarakat. Pariwisata harus berkelanjutan demi masa depan Pacitan,” pungkas Ihsan.
Seperti gerobak yang didorong ke depan, mahasiswa PMII Pacitan menginginkan perubahan nyata, bukan sekadar janji manis yang akhirnya hanya tinggal kata.
Sebelum aksi berakhir, Turmudi dan Rakhmad Adi Mandego, menandatangi petisi tuntutan yang dibubuhi materai.
"Camkan ini baik-baik, supaya kalian terngiang-ngiang dengan kritikan kami," pungkasnya seraya meninggalkan Kantor Disparbudpora Pacitan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dinilai Kinerjanya Melempem, Disparbudpora Pacitan Dikirimi Gerobak Sampah oleh PMII
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |