https://jatim.times.co.id/
Berita

Bangun Merek Lewat Cerita: Pelaku IKM Kota Malang Dibekali Teknik Storytelling

Kamis, 29 Mei 2025 - 15:13
Bangun Merek Lewat Cerita: Pelaku IKM Kota Malang Dibekali Teknik Storytelling Pembukan acara workshop oleh Kepala Bidang Perindustian Dian Likos Amelia, S.AB, M.AB dan narasumber Sri Widji Wahyuning Utami, Chief Business Officer TIMES Indonesia Network. (Foto: Claresta Faustina Fedora/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Branding bukan sekadar logo, nama usaha, atau kemasan yang menarik. Branding adalah cerita. Cerita tentang siapa Anda, apa yang Anda perjuangkan, dan mengapa konsumen harus peduli.

Hal ini ditekankan oleh Sri Widji Wahyuning Utami, Chief Business Officer TIMES Indonesia Network yang juga dikenal sebagai Naning Yusuf, saat membagikan ilmunya kepada pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) bidang fashion dalam Workshop Teknis Recycle Sampah Produksi yang digelar Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang di Hotel Montana 2, Kota Malang, Kamis (28/05/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dari pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) menjahit/fashion se-Kota Malang.

Memaparkan materi “Storytelling: Kekuatan Branding Bisnis”, Naning mengajak para pelaku usaha untuk memahami bagaimana storytelling dapat menjadi kekuatan dalam membangun merek atau branding bisnis mereka.

Naning, yang juga merupakan praktisi bisnis produk minuman kesehatan dan kecantikan, menekankan bahwa branding bukan sekadar logo atau nama usaha, melainkan merupakan keseluruhan pengalaman yang dibangun untuk membentuk persepsi konsumen terhadap produk atau layanan.

Widji-Wahyuning-Utami.jpgSri Widji Wahyuning Utami, Chief Business Officer TIMES Indonesia Network saat menyampaikan materi workshop Storytelling: Kekuatan Branding Bisnis. (Foto: Claresta Faustina Fedora/TIMES Indonesia)

“Branding adalah bagaimana bisnis dikenal dan diingat, bukan soal besar kecilnya usaha,” ungkapnya.

Ia memberikan contoh konkret berupa video promosi keripik tempe khas Malang yang dibuat tanpa suara, namun menyajikan visual menarik.

Cerita produk disampaikan melalui teks naratif  berawal dari keresahan karena tak ada camilan saat belajar, hingga tercetus ide membuat keripik tempe.

Dalam video itu juga ditampilkan elemen branding secara kreatif, misalnya muncul sosok ala Aladdin yang memperkenalkan produknya.

Hal ini menjadi bukti bahwa storytelling mampu memperkenalkan brand dengan cara unik dan mudah diingat.

Menurut Naning, kekuatan utama dalam branding justru terletak pada storytelling, yaitu seni bercerita yang membangun koneksi emosional antara pelaku usaha dan konsumennya.

Cerita yang otentik, konsisten, dan menyentuh sisi emosional audiens akan memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk.

Dalam membangun narasi yang kuat, pelaku usaha harus memahami apa produk yang mereka buat, siapa yang membuatnya, sejak kapan usaha itu berjalan, di mana lokasinya, mengapa produk itu diciptakan, dan bagaimana proses pembuatannya dilakukan secara unik serta menyentuh.

Setelah sesi materi, suasana workshop berlangsung hangat dan interaktif. Para peserta antusias bertanya dan berbagi pengalaman pribadi.

Salah satu peserta, Bu Sofi, misalnya, menceritakan kisahnya menjahit kebaya dari kain sutra India dan menjualnya hingga Rp1 juta tanpa label merek. Ia bahkan mengantarkan pesanan langsung ke pelanggan, membangun hubungan personal yang menjadi kekuatan merek secara organik.

Begitu pula dengan Bu Indra, yang dikenal melalui produknya “Taplak Cantik Ibu Indra”. Meskipun belum menggunakan media sosial atau kemasan khusus, reputasi bisnis mereka berkembang dari mulut ke mulut berkat kualitas produk dan hubungan yang dibangun secara personal.

Menutup sesinya, Naning menegaskan bahwa para peserta dari kalangan IKM adalah creativepreneur, yaitu pengusaha yang mengandalkan kekuatan kreativitas. Dalam dunia usaha ini, sikap atau attitude menjadi hal utama, sementara produk berada di urutan kedua.

“Produk yang baik sekalipun, namun pelaku usaha mengabaikan attitude, maka pelanggan akan meninggalkannya,” tegasnya.

Menurutnya, pelayanan yang baik dan sikap positif akan menjadi fondasi dalam membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Praktik Produksi Ramah Lingkungan

Kepala Bidang Perindustian, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang Dian Likos Amelia, S.AB, M.AB., menjelaskan, tujuan utama workshop ini  untuk mendorong praktik produksi yang lebih ramah lingkungan.

Nantinya, hasil karya dari pelatihan ini akan dikurasi oleh tim dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan bersama Dekranasda.

Karya-karya terbaik akan dipilih untuk diikutsertakan dalam berbagai pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Malang.

Selain itu, produk unggulan juga berpeluang dijadikan souvenir resmi seperti hand purse bagi tamu-tamu yang berkunjung ke Kota Malang.

"Tak hanya itu, lima peserta terbaik juga akan dipilih untuk mendapatkan sesi profiling khusus sebagai bagian dari upaya memperkuat branding dan identitas IKM agar lebih dikenal luas." ucapnya. 

Acara kegiatan bimtek tersebut sebelumnya dibuka oleh  Hanik Andriani Wahyu Hidayat, sebagai Ketua Dekranasda Kota Malang.  (*)

Pewarta : Claresta Faustina Fedora (Magang MBKM)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.