TIMES JATIM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya gempa bumi tektonik di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Selasa (18/3/2025) pagi, dengan magnitudo 5,5. Gempa ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif," ujar Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya yang diterima di Medan, Selasa.
Berdasarkan analisis BMKG, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,91° LU dan 99,10° BT, atau di darat 19 km tenggara Tapanuli Utara, Sumatera Utara, dengan kedalaman 10 km. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme mendatar turun.
Dampak dan Guncangan Gempa
Gempa bumi ini dirasakan cukup kuat di daerah Tarutung dengan skala intensitas IV - V MMI. Getaran menyebabkan sebagian besar warga terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, serta tiang-tiang dan benda besar bergoyang. Bahkan, bandul lonceng dapat berhenti akibat guncangan tersebut.
Di daerah Sibolga, gempa dirasakan dengan skala intensitas III MMI, di mana getaran terasa nyata di dalam rumah dan serupa dengan sensasi saat truk besar melintas.
Hasil pemodelan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hingga pukul 06.20 WIB, monitoring BMKG belum mencatat adanya gempa susulan.
Getaran Terasa hingga Malaysia
Tak hanya di Indonesia, gempa ini juga dirasakan oleh warga di pesisir barat Malaysia. Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia) melaporkan bahwa guncangan akibat gempa berpusat di pantai barat Sumatera Utara tersebut dapat dirasakan di sejumlah wilayah seperti Perlis, Kedah, Penang, Perak, Selangor, Kuala Lumpur, Putrajaya, Negeri Sembilan Utara, Melaka, dan Johor.
Beberapa warga Malaysia turut membagikan pengalaman mereka di media sosial. Seorang pengguna Facebook bernama Azreen Atik menulis bahwa dirinya yang berada di Banting, Telok Panglima Garang, dan Klang turut merasakan getaran yang cukup kuat. Sementara itu, pengguna lain bernama Mashani melaporkan bahwa getaran terasa di Putrajaya sekitar pukul 06.25 waktu setempat. "Sofa dan tempat tidur bergetar selama lima detik," tulisnya.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang serta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Sebelum kembali ke dalam rumah, masyarakat diharapkan memeriksa kestabilan bangunan guna memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan.
BMKG juga mengingatkan agar masyarakat hanya mengacu pada informasi resmi yang bersumber dari BMKG, yang dapat diakses melalui kanal komunikasi resmi seperti Instagram/Twitter @infoBMKG, situs web www.bmkg.go.id dan inatews.bmkg.go.id, kanal Telegram InaTEWS_BMKG, atau aplikasi mobile WRS-BMKG dan InfoBMKG untuk iOS maupun Android. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |