TIMES JATIM, PACITAN – Gerimis belum benar-benar reda ketika sejumlah anak muda berdiri di Perempatan Penceng, Pacitan, Sabtu sore (6/12/2025). Di tangan mereka, kotak donasi dan pengeras suara sederhana. Di wajah mereka terpampang satu ekspresi kepedulian menyatukan empati untuk saudara-saudara jauh di Sumatra yang sedang dilanda bencana.
Aksi bertajuk Pacitan Peduli itu menyatukan pemuda dari berbagai latar belakang organisasi. Tidak ada atribut yang ditonjolkan, tak ada perbedaan yang diperdebatkan. Semua melebur dalam satu tujuan kemanusiaan membantu korban banjir Sumatra. Hasilnya terasa nyata. Hingga malam hari pukul 21.00 WIB, donasi sementara yang terkumpul mencapai Rp24.492.000.
Di tengah lalu lintas yang padat dan hujan gerimis yang turun perlahan, para relawan berdiri di titik-titik strategis. Setiap kendaraan yang melintas disapa dengan sopan. Ajakan disampaikan dengan suara lantang namun rendah hati.
“Mohon maaf mengganggu perjalanan bapak-ibu. Kami dari Aliansi Pacitan Peduli menggalang dana untuk membantu saudara kita yang tertimpa musibah di Sumatra,” ujar Ahmad Nur Kholis, salah satu relawan, melalui megafon.
Bagi para relawan, kalimat itu bukan sekadar skrip. Mereka menyampaikan cerita tentang rumah-rumah yang rusak diterjang banjir bandang, jalan yang terputus, hingga ribuan warga yang harus mengungsi tanpa kepastian. Setiap penjelasan terasa lebih ada empati yang mengalir di antara kalimat-kalimatnya.

Penggalangan dana tidak hanya berlangsung di jalanan. Malam harinya, Alun-Alun Pacitan berubah menjadi ruang kebersamaan. Konser amal digelar, menghadirkan hiburan sederhana yang diselingi pesan solidaritas. Masyarakat datang, berhenti sejenak dari rutinitas, lalu ikut berbagi.
Koordinator Pacitan Peduli, Febri Firdiansyah, menyebut respons masyarakat di luar dugaannya. “Dalam waktu singkat, donasi bisa terkumpul lebih dari Rp24 juta. Ini menunjukkan kepedulian warga Pacitan masih sangat kuat,” ucapnya.
Menurut Febri, sejak awal gerakan ini tidak dirancang sebagai milik satu organisasi. Ia menjadi ruang bersama bagi siapa saja yang ingin terlibat. Pemuda, mahasiswa, pelajar, hingga komunitas seni dan relawan kemanusiaan bergerak sejajar.
Deretan organisasi yang terlibat pun beragam. Mulai dari KNPI Pacitan, HMI, PMII, PMI, GMNI, Purna Paskibraka Indonesia (PPI), Karang Taruna, Aliansi BEM Pacitan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), komunitas Kethuk Kenang, hingga pelajar yang tergabung dalam OSIS sejumlah sekolah.
Keterlibatan pelajar dan mahasiswa memberi warna tersendiri. Mereka belajar bahwa kepedulian sosial tidak berhenti di ruang kelas atau rapat organisasi. Ia hadir di jalanan yang basah oleh hujan dan di tengah kerumunan warga yang bersedia menyisihkan rezeki.
Selain penggalangan langsung, panitia juga membuka donasi daring untuk menjangkau masyarakat yang tidak bisa hadir. Termasuk warga Pacitan yang sedang merantau di luar daerah.
Donasi dapat disalurkan melalui rekening BSI 722 149 5278 dan BRI 3870 0103 6567 535 atas nama Bagas Aji Oktafianto. Panitia memastikan seluruh dana yang masuk akan dicatat dan dilaporkan secara terbuka.
Aksi Pacitan Peduli belum berhenti. Senin (8/12/2025), para relawan dijadwalkan kembali turun ke lapangan. Kali ini menyasar kantor-kantor pemerintahan, kampus, dan sekolah-sekolah.
“Kami ingin energi solidaritas ini terus menyala,” kata Febri.
Di bawah gerimis sore itu, para relawan kembali tersenyum, menyapa kendaraan yang melintas. Bagi mereka, setiap rupiah yang jatuh ke kotak donasi adalah tanda bahwa kepedulian masih hidup, bahkan dari kota kecil di ujung selatan Jawa. (*)
| Pewarta | : Yusuf Arifai |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |