TIMES JATIM, SURABAYA – Selain belajar urban farming di wilayah perkotaan, masih banyak hal yang bisa dilakukan di KBA Kampoeng Oase Ondomohen, sebuah kampung eduwisata yang asri di jantung Kota Surabaya.
Seperti yang dilakukan sepuluh siswa inklusi kelas 3-5 SD Cikal Surabaya. Dengan didampingi lima guru, mereka melakukan field trip ke KBA Kampoeng Oase Ondomohen.
Sejak pagi, mereka belajar langsung tentang ekosistem dan pengelolaan lingkungan, mulai dari mengenal tanaman urban farming, memberi makan ikan, hingga melihat proses pengolahan sampah organik.
"Kunjungan ini bertujuan memberikan pengalaman belajar multisensori, sebuah metode yang melibatkan seluruh pancaindra, dan sangat efektif untuk anak berkebutuhan khusus," ungkap Guru pendamping, Sirakh Dini Lestari, Sabtu (25/10/2025).
Selain itu, kegiatan tersebut juga selaras dengan misi sekolah untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan. "Siswa inklusi mengerjakan modul yang disesuaikan, berfokus pada emosi dan pengamatan mereka selama kegiatan. Meskipun ada tantangan seperti sensitivitas terhadap bau di area maggot, antusiasme belajar mereka tetap tinggi," jelas Dini.
Sementara itu, Endang Sri Wulandari, Ketua RT 08 RW 07 Ondomohen mengaku, kunjungan tersebut istimewa karena baru pertama kali mereka menerima siswa inklusi.
"Warga menyesuaikan penyampaian materi menjadi lebih pelan dan hati-hati. Untuk alasan keamanan, anak-anak diajak mewarnai pot dari botol plastik, bukan mengguntingnya. Keberanian siswa dalam berinteraksi dengan hewan budidaya seperti lobster juga menjadi sorotan," tutur Endang.

Dalam kesempatan yang sama, Local Champion KBA Kampoeng Oase Ondomohen, Adi Candra, menyambut positif kolaborasi ini. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tapi warga juga turut berperan aktif menciptakan suasana belajar yang inklusif.
"Anak-anak belajar beradaptasi dengan lingkungan kampung, belajar bahwa hidup berdampingan dengan masyarakat itu penting," terangnya.
Lebih lanjut, Adi mengatakan bahwa KBA Kampoeng Oase Ondomohen kini tengah dikembangkan sebagai laboratorium hidup yang menyediakan pengalaman langsung tentang lingkungan. "Melatih kepekaan dan adaptasi siswa inklusi, sekaligus memperkuat nilai empati dan kemandirian," pungkasnya.
Sebagai informasi, kegiatan tersebut juga didukung oleh Kampoeng Oase Suroboyo Group, DPP IFTA ( Indonesian Fighter Tourism Association) JELAJAH INDONESIA, PERBANUSA ( Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara ) DPD I Jawa Timur, HPAI ( Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia) DPW Kota Surabaya, YLBA ( Yayasan Lestari Bumi Abadi ) Kota Surabaya, dan Forum GRADASI ( Gerakan Sedekah Sampah Indonesia) Jawa Timur. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Siswa Inklusi di Surabaya Belajar Multisensori tentang Lingkungan di KBA Kampoeng Oase Ondomohen
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Faizal R Arief |