TIMES JATIM, PACITAN – Tradisi rontek gugah sahur di Pacitan memasuki hari ke-9 Ramadan 2025 berlangsung masih kondusif dan aman.
Sportivitas peserta dan antusiasme warga yang menonton terlihat semakin tinggi karena bagi mereka rontek menjadi ajang kebersamaan sekaligus pelestarian budaya daerah.
Diikuti 16 desa dan kelurahan, pelaksanaan kegiatan dibagi dalam empat rayon, yakni utara, barat, timur, dan selatan, dengan pengamanan ketat dari petugas gabungan yang seluruhnya secara bergiliran melintasi Alun-alun dan depan kantor bupati.
Perontek saat melewati depan Kantor Bupati Pacitan. (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kabupaten Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, yang mewakili Bupati Pacitan, mengapresiasi semangat masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya rontek gugah sahur.
"Kegiatan ini sudah menjadi budaya dan kearifan lokal yang turun-temurun di masyarakat Pacitan. Kami mengapresiasi dan memberikan rasa hormat kepada rekan-rekan pegiat rontek karena kami meyakini niatan mereka adalah melestarikan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang," ujarnya, Minggu (9/3/2025) dini hari.
Menurut Khemal, antusiasme masyarakat tahun ini terlihat jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan pun terus berupaya mendorong perkembangan rontek agar semakin dikenal luas.
"Selama ini, Kabupaten Pacitan sudah memiliki festival rontek yang menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN). Ke depan, melalui muatan lokal di sekolah, kami akan melestarikan kegiatan ini. Saya kira di masing-masing sekolah saat ini mulai tumbuh secara alami dengan berbagai kreasi seni dan tari," jelasnya.
Ia menambahkan, rontek gugah sahur bukan sekadar tradisi membangunkan sahur, tetapi juga mencerminkan keguyuban dan kekompakan masyarakat Pacitan.
Seluruh pihak, baik yang bertugas dalam pengamanan, pemerintah daerah, maupun para pegiat rontek, bersatu dalam suasana penuh kebersamaan menyambut bulan suci Ramadan.
Rontek Gugah Sahur di Pacitan dikawal pengamanan petugas gabungan. (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
"Tahun ini lebih meriah, antusias masyarakat luar biasa, dan semua pihak sama-sama menjaga ketertiban. Harapan pemerintah, budaya ini bisa terus lestari dan bahkan dinikmati oleh masyarakat luar," imbuhnya.
Pengamanan Ketat dari Aparat Gabungan
Sementara itu, Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Polres Pacitan, Kompol Sukinto Herman, memastikan bahwa hingga saat ini pelaksanaan rontek berjalan tertib dan aman.
Untuk menjaga kelancaran acara, sebanyak 485 personel gabungan dari TNI-Polri, Satpol PP, Linmas, Senkom, Banser, dan RAPI diterjunkan di berbagai titik strategis.
"Kami sudah menyusun strategi pengamanan dengan menempatkan personel di setiap titik. Semakin hari potensi kerawanan bertambah, mengingat anak-anak sekolah masih libur. Nanti ketika masuk sekolah, jumlah peserta dan penonton mungkin sedikit berkurang, tetapi akan ramai lagi saat cuti bersama menjelang Idulfitri. Kami tetap mengantisipasi hal itu dan memastikan pengamanan berlangsung maksimal," kata Kompol Sukinto.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk turut serta menjaga keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan rontek gugah sahur, sehingga tradisi ini dapat terus dinikmati oleh semua kalangan.
"Pesan kami, mari kita sama-sama menjaga ketertiban agar rontek gugah sahur di Pacitan tetap menjadi budaya yang membanggakan dan bisa terus diwariskan kepada generasi mendatang," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rontek Gugah Sahur Hari ke-9 Ramadan di Pacitan Masih Berjalan Kondusif dan Aman
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |