TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Jembatan bailey, pengganti jembatan gantung ambruk di Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jatim, pembangunannya sudah rampung dan bisa dilewati. Jembatan bailey dibangun setelah jembatan gantung ambruk pada bulan 9 November 2022 lalu. Jembatan hanya dikerjakan dalam waktu 78 hari atau tiga bulan.
Kini jembatan itu telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pada Selasa (3/1/2023). Peresmian itu dilakukan dengan cara pemotongan tumpeng dan pita di atas jembatan bailey. Dalam peresmian itu, Gubernur Khofifah didampingi oleh Wakil Bupati Probolinggo, HA, Timbul Prihanjoko.
Kata Khofifah, jembatan itu dibangun sesuai dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat setempat. Jembatan dengan panjang 36 meter itu diperlebar menjadi 4.2 meter. Luas jembatan itu lebih lebar dari jembatan sebelumnya. Sebab, jembatan bailey itu bisa dilalui oleh kendaraan roda empat dengan tonase maksimal 30 ton.
“Sesuai permintaan dari masyarakat, dulu yang minta dibangun dan diperlebar agar bisa dilalui kendaraan roda empat. Kami telah kabulkan sesuai keinginan warga. Dengan harapan ini bisa mendukung ekonomi masyarakat setempat,” ungkapnya.
Khofifah Indar Parawansa bersama Timbul Prihanjoko meninjau jembatan bailey. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Ia menyebutkan, pembangunan jembatan bailey tersebut menelan anggaran sebesar Rp 3.540.000.000. Dana itu digelontorkan menggunakan dana tak terduga (TT) APBD Pemprov Jatim. Sehingga kontruksi yang dikerjakan oleh Wika itu dapat selesai dalam waktu cukup singkat.
“Jembatan ini bisa bermanfaat pada masyarakat. Sehingga aktifitas mereka bisa lebih cepat. Bahkan siswa yang sebelumnya tersendat karena jembatan ambruk, kini bisa digunakan kembali dan dilalui untuk menunjang pendidikan di desa setempat,” papar Khofifah.
Sementara itu, Wabup Timbul cukup bersyukur dengan dibangunnya jembatan gantung ini. Sehingga aktifitas para siswa yang sekolah di desa sebelah tak perlu lagi memutar jalan. Kini para siswa bisa dengan berjalan kaki untuk datang ke sekolah mereka masing-masing.
“Ini adalah upaya pemerintah untuk mendukung percepatan pendidikan yang ada di wilayah setempat. Sehingga anak-anak desa di sektiar jembatan gantung itu bisa kembali beraktifitas seperti biasa. Bahkan jalan menuju jembatan itu juga sudah diperlebar. Jadi kendaraan roda empat sudah bisa lewat,” paparnya.
Diketahui, jembatan gantung di Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo ambruk pada 9 September 2022. Padahal saat itu, ada puluhan pelajar melintas di atas jembatan tersebut.
Mereka melintas di sana ketika mengikuti jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Olah Raga Nasional. Salah satu rutenya melewati jembatan gantung.
Ketika jembatan gantung ambruk, pelajar yang sedang jalan sehat ikut terjun ke sungai. Oleh warga setempat, para korban dilarikan ke Puskemas Pajarakan. Sebagian lainnya ke ruang IGD RSUD Waluyo Jati, Kraksaan.
Jembatan bailey yang telah dibangun oleh Pemprov Jatim. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Tiga bulan berselang, jembatan gantung itu hadir dengan wajah baru berupa jembatan bailey. Pembangunan jembatan pengganti menggunakan belanja tak terduga Pemprov Jawa Timur.
Setidaknya, ada tiga pertimbangan penggantian jembatan gantung yang ambruk dengan jembatan bailey. Pertama, kontur tanah di lokasi lunak. Jika memakai jembatan pondasi dangkal seperti jembatan gantung, diperkirakan tidak akan mampu menahan konstruksi jembatan itu sendiri.
Kedua, ada sedikit penolakan atau trauma dari warga setempat, jika tetap memakai jembatan gantung. Ketiga, dana Belanja Tidak Terduga tidak boleh digunakan untuk pembangunan infrastruktur permanen. Sementara jembatan gantung termasuk permanen. Kini jembatan gantung ambruk di Kabupaten Probolinggo itu telah diganti dengan jembatan bailey.(*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |