TIMES JATIM, SURABAYA – Namanya Ali Muftohar. Ia adalah salah satu warga terdampak longsor jalan tol Surabaya-Gempol KM 6+200. Sejak terjadi longsor yang terjadi Selasa malam (26/1/2021) lalu ia tak pernah berhenti berjaga setiap malam.
Awalnya Selasa malam (26/1/2021) saat awal mula terjadi longsor ia mendengar bunyi retakan. Ia mengira bahwa itu adalah suara pintu yang ditutup.
"Terus anak saya bilang kalau tembok pembatas jalan tol dengan pemukiman warga ini miring, saya kira tembok rumah saya, tapi tembok rumah saya masih tegak," ujar Ali.
Sejak saaat itu, Ali bersama warga yang lain selalu bergantian untuk melakukan penjagaan disekitar lokasi. Khawatir jika terjadi longsor susulan.
"Tiap malam minimal tidur jam 2 buat jaga-jaga yang penting intinya dari warga itu jangan hujan lebat lah, kalau hujan pasti (tanah) turun lagi," kata Ali saat diwawancarai, Selasa (2/2/2021).
Ia juga mengakui, jika setiap kali turun hujan gang-gang di depan rumah warga seringkali dialiri air lumpur dari arah tempat longsor. Aliran air lumpur ini sangat mengganggu dan membuatnya khawatir. Sebab, para warga sekitar lokasi takut jika longsor susulan tiba-tiba terjadi di sekitar pengerjaan jalan tol.
"Sering terkena aliran air lumpur jika terjadi hujan deras. Kalau hujan lebat, air tanah ini masuk sini (gang), pengerjaan (longsor) ini berhenti karena takut. Warga tetap siaga kalau longsor, yang perempuan diamankan dulu," cerita Ali.
Meski begitu, lanjut Ali, para warga masih belum berniat untuk menerima relokasi tempat tinggal. Namun, Ali sendiri mau jika ia ditawari pindah tempat.
"Selagi dari warga disini masih merasa aman, sementara masih bertahan. Kalau hujan lebat nanti disuruh ke kantor RT atau ke kelurahan," ungkapnya.
Di sisi lain, keamanan RT 4 RW 7 Kelurahan Sukomanunggal, Salim mengatakan pihak kelurahan sudah menyiapkan tempat evakuasi di kantor RT. Penyediaan tempat evakuasi ini menurutnya untuk berjaga-jaga jika nantinya terjadi longsor susulan.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan koordinasi lanjutan kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LKMK) jika tempat evakuasi di kantor RT dinilai masih kurang.
"Kalau barangkali terjadi longsor sudah kita siapkan di kantor RT barangkali kalau di kantor RT tidak mampu, ini kan LKMK bawa ke kantor RW," tutup warga terdampak longsor jalan tol Surabaya-Gempol itu. (*)
Pewarta | : Khusnul Hasana (MG-242) |
Editor | : Irfan Anshori |