TIMES JATIM, MALANG – Prestasi kembali ditorehkan mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) di kancah internasional. Tim Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) berhasil meraih Juara 2 pada ajang BRISA IMPACT Volume 1 – International Paper Competition yang digelar di International Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala Lumpur, pada 12 November 2025.
Kompetisi ilmiah tingkat internasional ini diikuti 117 peserta dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Sejumlah kampus besar seperti UGM, ITB, ITS, Universitas Brawijaya, hingga International Women University turut bersaing. Dari seluruh peserta, hanya 10 tim yang berhasil melaju ke babak final dan diundang untuk mempresentasikan hasil riset mereka di IIUM.
Dari UIN Malang, tim finalis terdiri dari Zulfa Ulinnuha (ketua), Muhammad Faqih, dan Ridho Aulia Rahman. Tiga mahasiswa angkatan 2022 yang kini memasuki semester 7. Mereka dibimbing oleh Dr. Cahyo Crysdian, M.Cs., serta mendapat dukungan dari tenaga pendidik SLB Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang, tempat riset diaplikasikan dalam uji coba bersama siswa ASD.
Dalam final BRISA IMPACT, tim UIN Malang mempresentasikan riset berjudul “Markerless Augmented Reality-Based AAC Application for Interactive Speech Therapy in Children with Autism Spectrum Disorder.” Riset ini memaparkan pengembangan AURA+, sebuah aplikasi terapi bicara menggunakan teknologi markerless augmented reality, Augmentative and Alternative Communication (AAC), pengenalan suara, serta umpan balik dari ekspresi wajah pengguna.
AURA+ dirancang untuk dua kategori anak autis, verbal dan nonverbal, dengan perhatian khusus pada sensitivitas sensorik. Tampilan visual, animasi, suara instruksi, hingga mekanisme interaksi dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna.
Perjalanan menuju final bukan hal mudah bagi tim. Selain mengerjakan skripsi dan persiapan ujian komprehensif, mereka harus mematangkan penelitian, memperbaiki manuskrip, dan bersaing melalui tahapan seleksi yang ketat. Latihan presentasi bahasa Inggris dilakukan setiap hari untuk memastikan penyampaian materi bisa optimal di hadapan dewan juri internasional.
Uji coba aplikasi bersama anak-anak ASD menjadi momen yang paling mengesankan bagi tim. Pada sesi awal, beberapa anak tampak ragu menggunakan aplikasi. Namun setelah pendampingan intensif, respon mereka mulai berkembang, dari sekadar mencoba fitur hingga mengikuti instruksi sederhana.
Meski perubahan signifikan belum dapat terlihat dalam sekali sesi, tim menilai progres kecil tersebut menjadi indikasi kuat bahwa AURA+ memiliki potensi besar sebagai alat bantu terapi yang efektif.
Usai pengumuman pemenang, tim UIN Malang mengungkapkan rasa syukur atas capaian mereka. “Kami tidak menyangka bisa masuk tiga besar, apalagi meraih juara dua. Melihat kualitas riset peserta lain yang juga sangat kuat, capaian ini benar-benar di luar dugaan,” ungkap Zulfa Ulinnuha.
Mereka berharap AURA+ tidak berhenti sebagai proyek kompetisi, tetapi dapat dikembangkan hingga siap dirilis secara publik.
“AURA+ adalah aplikasi yang kami bangun dari hati. Kami ingin suatu saat nanti aplikasi ini bisa dirilis di Google Play Store agar dapat digunakan oleh guru, orang tua, dan terapis di mana pun,” lanjutnya.
Keberhasilan ini menambah panjang daftar capaian mahasiswa FST UIN Malang di level internasional. Selain menjadi kebanggaan kampus, inovasi ini juga menunjukkan kontribusi nyata mahasiswa terhadap isu inklusivitas dan pengembangan teknologi untuk kebutuhan terapi anak berkebutuhan khusus.
Dengan raihan juara ini, UIN Malang kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong mahasiswa untuk menghasilkan riset aplikatif, berdampak, dan mampu bersaing di panggung global. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Imadudin Muhammad |