https://jatim.times.co.id/
Berita

Kelompok Tani Sumadi, Penghasil Kopi Lereng Gunung Arjuno Dilirik Korea Selatan

Jumat, 13 Desember 2024 - 15:24
Kelompok Tani Sumadi, Penghasil Kopi Lereng Gunung Arjuno Dilirik Korea Selatan Ketua Kelompok Tani Sumadi saat menunjukkan lokasi green house dan biji kopi. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PASURUAN – Wilayah Jawa Timur (Jatim) menjadi penghasil kopi yang cukup dipertimbangkan di kanca nasional hingga internasional, seperti halnya produksi kopi asli Lereng Gunung Arjuno, Pasuruan, Jatim. 

Kelompok tani bernama Sumber Makmur Abadi (Sumadi) memiliki kualitas kopi lereng  Arjuno yang sudah dilirik dan diminati hingga Korea Selatan. 

Berlokasi di Jalan Taman Safari, Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, sebanyak 54 petani berhasil menciptakan kopi asli Lereng Arjuno jenis Arabica yang ditanam di ketinggian 1.500 mdpl dengan kualitas yang tak kalah dengan lainnya. 

menunjukkan-lokasi-green-house-dan-biji-kopi-2.jpg

Ketua Kelompok Tani Sumadi, Nur Hidayat mengatakan, kebun seluas 54 hektar yang dimanfaatkan oleh 54 petani ini dimaksimalkan untuk budidaya kopi secara agroforestri. Konsep ini menggunakan kombinasi tanaman perkebunan, tanaman hutan dan tanaman pepertanian. 

Terlebih, dengan adanya fasilitas green house hasil kerjasama pembinaan bersama Bank Indonesia sejak tahun 2018, semakin membuat hasil kopinya berkualitas dan go internasional. 

"Dampak adanya green house ini, kami lebih bisa memenuhi pasar internasional. Karena, biasanya pasar internasional meminta kopi yang spesial taste yang single origin, yakni prosesnya mampu menjaga konsistensi rasa kopi," ujar Hidayat, Jumat (13/12/2024). 

Kelompok tani Sumadi ini juga terus mengembangkan bibit kopi untuk mempersiapkan permintaan pasar internasional yang labih luas lagi. 

"Kita persiapkan untuk pasar. Karena manfaat green house ini untuk proses produksi yang full wash bisa 36 jam. Jadi kami perlu proses yang stabil dalam masa panen untuk meningkatkan harga dan kapasitas," ungkapnya. 

Selain adanya green house, suhu udara yang berkisar 18 sampai 23 derajat celcius ini juga bisa dimanfaatkan untuk stabilisasi pengeringan biji kopi sesuai standar. 

"Kopi kita terkenal soft (halus) dengan proses dan tingkat kekeringan yang stabil. Cita rasa kita lebih ke creamy dan fruity," katanya. 

Korea Selatan, paling berminat untuk mengambil hasil produksi kopi lereng gunung Arjuno milik kelompok tani Sumadi. Dimana, Rata-rata Korea Selatan sekali beli bisa mengambil 1 ton dengan harga Rp150 ribu per kilogramnya. 

"Selain Korea Selatan, pasar kami juga sudah tembus di Swiss, Perancis dan China. Tapi, paling serius Korea, karena mereka datang langsung ke sini, lihat prosesnya dan membuat standarisasi bareng," tuturnya. 

Diketahui, dalam satu hektar, setidaknya ada 2 ribu pohon kopi dengan usia per pohon 4 tahun dengan hasil sebanyak 20 kilogram. 

"Sebelum ada green house, untuk kopi spesial taste 1 ton per tahun. Sekarang, bisa 12 ton per tahun," imbuhnya. 

Dengan hasil ini dan dibantu oleh Bank Indonesia sebagai pembina, warga sekitar pun tak perlu khawatir mencari lapangan pekerjaan. 

Sebab, hampir seluruh warga turut menyumbang tenaga dan bekerja sebagai petani dan penghasil kopi. 

"Dampak ekonomi dalam 1 hektar, omzet petani bisa Rp200 juta. Nah, Rp50 juta untuk operasional di masa tunggu setahun. Ini bisa masuk target kami juga," ucapnya. (*) 

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.