TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Desa Tambakrejo yang selama ini dikenal sebagai wilayah rawan bencana kini memiliki harapan baru. Inovasi pertanian cerdas “HidroSmart” karya Politeknik Unisma Malang (Polisma) resmi hadir dan mulai dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. HidroSmart merupakan alat hidroponik berbasis Internet of Things (IoT) yang telah mendapatkan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), sekaligus menjadi wujud nyata hilirisasi teknologi kampus vokasi ke desa.
Peluncuran teknologi ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat PM–BEM, dengan tema “Hilirisasi Teknologi Hidroponik Berbasis IoT sebagai Solusi Cerdas di Wilayah Rawan Bencana Desa Tambakrejo”, yang didukung oleh pendanaan Kemendiktisaintek. Kehadiran HidroSmart diharapkan mampu menjawab persoalan pertanian di daerah yang kerap terdampak banjir dan cuaca ekstrem.

Program ini dipimpin oleh Novta Dany’el Irawan, S.Pd., M.T., bersama tim dosen Yusriel Ardian, S.Kom., M.Kom. dan Shafiq Nurdin, S.T., M.T.. Di sisi kemahasiswaan, Ketua BEM Polisma, Pramudi Nur Arifin, turut menggerakkan ratusan mahasiswa untuk terjun dan berkolaborasi langsung dengan warga.
Dua mitra utama, yaitu Poktan Karya Sembada dan PKK Desa Tambakrejo, menjadi penerima manfaat sekaligus penggerak tumbuhnya budaya bertani modern di desa.
“HidroSmart kami rancang sebagai alat pertanian cerdas yang mudah digunakan masyarakat. Sistem ini sudah memiliki HKI, dan kami ingin inovasi kampus benar-benar menyentuh warga, memberi solusi nyata, terutama di desa rawan bencana seperti Tambakrejo,” ujar Novta Dany’el Irawan, Ketua Tim Pengabdian.

Secara teknologi, HidroSmart dilengkapi sensor nutrisi, suhu, dan kelembapan yang memantau tanaman secara real-time. Data terbaca melalui gawai, sehingga petani dan kader PKK bisa memonitor kondisi tanaman dari rumah. Sistem otomatisasi pompa dan nutrisi menjadikan hidroponik lebih efisien, stabil, dan hemat tenaga.
Dukungan mahasiswa Polisma melalui BEM turut memperkuat dampak kegiatan ini.
“Mahasiswa harus mengalami langsung bagaimana teknologi memecahkan masalah masyarakat. HidroSmart memberi ruang itu, sekaligus kontribusi nyata Polisma bagi desa,” jelas Pramudi.
Tak hanya fokus pada budidaya tanaman, program ini juga membawa dampak langsung pada ketahanan pangan keluarga. Ibu-ibu PKK Tambakrejo mendapatkan pelatihan khusus pengolahan sayur menjadi makanan menarik untuk anak-anak dan balita. Mereka belajar mengolah hasil panen hidroponik menjadi cemilan sehat, lauk bergizi, hingga menu ramah balita yang mudah diterima. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan status gizi keluarga, terutama anak dan balita yang rentan kekurangan nutrisi.
Pelatihan intensif juga diberikan untuk memastikan keberlanjutan teknologi: mulai dari perakitan HidroSmart, penggunaan aplikasi IoT, perawatan instalasi, hingga strategi pemasaran hasil panen. Kader-kader desa disiapkan untuk menjadi operator dan agen perubahan menuju desa yang lebih tangguh dan adaptif.
“Kami berharap HidroSmart tidak hanya menjadi inovasi Polisma, tetapi juga menjadi simbol perubahan desa — dari wilayah rawan bencana menjadi desa cerdas dan mandiri pangan,” tutup Novta.
Dengan hadirnya HidroSmart yang telah berstatus HKI dan mendapat dukungan Kemendiktisaintek, Desa Tambakrejo kini menjadi contoh bagaimana teknologi lokal mampu memberikan solusi nyata bagi masa depan pertanian, gizi keluarga, dan ketahanan desa terhadap bencana. (D)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |