Berita

Kontraktor Banyuwangi Sebut Proyek Pabrikasi U-Ditch Hanya Memperkaya Pemilik Perusahaan

Sabtu, 31 Juli 2021 - 10:25
Kontraktor Banyuwangi Sebut Proyek Pabrikasi U-Ditch Hanya Memperkaya Pemilik Perusahaan Wakil Ketua asosiasi Gakindo Banyuwangi, Bambang Sumantri. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGIKontraktor di Banyuwangi, Jawa Timur, kompak mengkritik kebijakan sejumlah dinas yang menerbitkan proyek pabrikasi U-Ditch. Kebijakan tersebut dianggap tidak pro percepatan pemulihan ekonomi masa pandemi. Serta hanya akan memperkaya pemilik perusahaan.

“Masyarakat kecil, pekerja tambang galian C dan sopir truk yang sedang kesusahan ekonomi banyak yang tidak bisa mendapat manfaat pekerjaan. Kontraktor pun hanya akan jadi makelar, minim keuntungan,” ucap Wakil Ketua asosiasi Gabungan Kontraktor Indonesia (Gakindo) Banyuwangi, Bambang Sumantri, Sabtu (31/7/2021).

Yang paling diuntungkan atas kebijakan proyek berbahan material pabrikan U-Ditch, lanjutnya, hanya segelintir pengusaha pemilik perusahaan.

Bambang menjabarkan, sejumlah dinas di Banyuwangi, mengeluarkan kebijakan proyek pabrikasi U-Ditch. Khususnya untuk pekerjaan proyek Penunjukan Langsung (PL) jenis saluran drainase atau penahan badan jalan.

Proyek-proyek tersebut didominasi berada dibawah naungan Dinas PU Cipta Karya Perumahan dan Permukiman Banyuwangi. Dan belakangan juga diterapkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi.

Secara prosedur, kontraktor rekanan wajib memiliki Surat Dukungan dari perusahaan produsen U-Ditch. Dan selanjutnya harus melakukan pembelanjaan material U-Ditch dari perusahaan tersebut.

“Ini yang pertama, dengan begitu artinya kontraktor hanya akan menjadi makelar saja,” ungkapnya.

Dalam proses pengerjaan, masih Bambang, proyek pabrikasi U-Ditch hanya mampu menampung sekitar 5 orang pekerja saja. Karena saat tahap pemasangan, dilakukan oleh karyawan perusahaan produsen.

S Jose Rudy aaMantan Ketua Asosiasi Gakindo Banyuwangi, Ketua Komunitas Angkutan dan Material Banyuwangi (Koral Wangi), S Jose Rudy. (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)

Berbeda jauh ketika proyek pemerintah tersebut dikerjakan secara konvensional atau manual. Dengan proyek yang sama, minimal jumlah pekerja bisa mencapai 20-25 orang. Pengusaha tambang galian C jenis material batu dan pasir juga ikut mendapat manfaat.

“Pasir batu mereka ikut laku, mereka bisa mendapat keuntungan. Dan hari ini masyarakat sangat membutuhkan pendapatan untuk menyambung hidup dimasa pandemi,” cetus Bambang.

Pernyataan senada juga disampaikan S Jose Rudy. Sebagai kontraktor, mantan Ketua Gakindo Banyuwangi dan Ketua Komunitas Angkutan dan Material Banyuwangi (Koral Wangi), dia mengaku sangat menyayangkan kebijakan proyek pabrikasi U-Ditch.

Menurutnya, kebijakan yang diterbitkan sejumlah dinas di Banyuwangi ini tidak searah dengan imbauan dan intruksi Bupati Ipuk Fiestiandani, Wakil Bupati Pakde Sugirah, serta pemerintah pusat dimasa pandemi. Ketika Presiden Joko Widodo, menggaungkan semangat kepekaan sosial, kepedulian, kebersamaan dan gotong royong. Sejumlah dinas di Bumi Blambangan, justru mengeluarkan kebijakan yang terkesan tidak peduli dengan nasib Wong Cilik.

“Harusnya kebijakan masa pandemi itu kebijakan yang memiliki kepekaan sosial. Lha disaat masyarakat banyak yang tidak punya pekerjaan, banyak yang tidak punya penghasilan, kebijakan yang diterbitkan malah yang kebijakan yang minim manfaat untuk masyarakat. Jadi bingung saya,” ungkapnya.

Pria asal Desa Rejoagung, Kecamatan Srono ini menyebutkan, selain hanya mampu menampung sedikit tenaga kerja. Kebijakan proyek berbahan pabrikan U-Ditch juga berimbas berkurangnya pendapatan ribuan pekerja tambang galian C dan sopir truk.

“Proyek pabrikasi U-Ditch yang paling diuntungkan ya hanya segelintir perusahaan. Wong produksi semua dilakukan oleh perusahaan,” cetusnya.

Terkait kualitas hasil pekerjaan, menurut Jose Rudy, tidak ada bedanya antara proyek yang menggunakan bahan material pabrikan U-Ditch dengan proyek yang dikerjakan secara konvensional atau manual. Karena dalam pengerjaan proyek, sudah pasti ada petugas pengawas dan pemeriksa dari dinas yang menaungi.

“Didaerah lain, dinas-dinas juga tidak mengeluarkan kebijakan proyek pabrikasi U-Ditch sebanyak di Banyuwangi. Apalagi dimasa pandemi begini,” ungkapnya.

Sebelumnya, terkait proyek berbahan pabrikan U-Ditch, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuwangi, Ir H Mujiono, M Si menegaskan bahwa kebijakan berasal dari masing-masing dinas. Prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, adalah kualitas dan kuantitas.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Cipta Karya Perumahan dan Permukiman Banyuwangi, Danang Hartanto, ST, menyampaikan bahwa kebijakan proyek pabrikasi U-Ditch diambil demi mengedepankan mutu dan kualitas hasil pekerjaan.

Ketika disinggung bahwa proyek berbahan material pabrikan U-Ditch kurang memberi manfaat kepada masyarakat kecil dimasa pandemi. Yakni tiap satu proyek hanya mampu menampung sekitar 5 orang pekerja saja. Dibanding dengan proyek yang dikerjakan secara konvensional yang bisa mempekerjakan hingga 25 orang.

Danang menilai manfaat dari pemerintah dimasa pandemi Covid-19, sudah diperoleh melalui program Bantuan Langsung Tunai (BLT).

“Kan (untuk masyarakat) sudah ada BLT (Bantuan Langsung Tunai) dari pusat,” katanya kepada TIMES Indonesia, Rabu (28/7/2021).

Terkait proyek berbahan material pabrikan U-Ditch, masyarakat Banyuwangi, berharap Bupati Ipuk Fiestiandani, bisa melakukan evaluasi. Dengan mengedepankan kepentingan pemerataan serta tumbuh kembang ekonomi Wong Cilik. Yang dimasa pandemi Covid-19, mereka banyak yang kehilangan pekerjaan. Kehilangan pendapatan. Disisi lain mereka harus tetap menanggung biaya hidup diri dan keluarga dimasa pandemi yang entah kapan akan berakhir. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.