TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Kehilangan sosok Muhammad Haerul Amri tidak hanya dirasakan oleh keluarga, sahabat, dan rekannya, tetapi juga oleh sejumlah lembaga pendidikan di Kota dan Kabupaten Probolinggo, daerah pemilihan (dapil) yang telah mengantarkannya menjadi Anggota DPR RI.

Haerul Amri dikenal sebagai pejuang pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP), salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Almarhum meninggal dunia saat menjalankan tugas kunjungan kerja (Kunker) DPR RI di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (6/5/2024).

Banyak yang mengenang jasanya, termasuk keluarga besar SDN Klenang Lor 1, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang menggelar doa, membaca Yasin, dan Tahlil bersama pada Selasa (7/5/2024) pagi.

Acara tersebut diikuti seluruh guru dan siswa untuk memberikan penghormatan terakhir atas kepergian almarhum yang mendadak.

Kepala SDN Klenang Lor 1, Rudi, menyatakan jika sosok Gus Aam panggilan akrab Muhammad Haerul Amri, merupakan contoh teladan bagi banyak orang, khususnya para siswa.

"Selamat jalan saudaraku, engkau pahlawan kami di dunia pendidikan. Doa kami tidak akan pernah terputus (ttd Kepsek SDN Kareng Lor 1)," ungkap Rudi melalui pesan singkat yang dikirimkan kepada salah satu sahabat almarhum.

Sementara itu, ratusan mahasiswa AMIK Taruna Probolinggo juga melakukan hal serupa dengan menggelar salat gaib dan tahlil di kampus mereka yang terletak di Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo.

Menurut informasi yang dihimpun TIMES Indonesia, Muhammad Haerul Amri lahir di Karawang, Jawa Barat, pada 13 Oktober 1972. Ia menyelesaikan pendidikan pertamanya di SD Tanah Baru Karawang pada 1981-1987.

Kemudian almarhum melanjutkan ke SMP MTS Rawamerta Karawang (1987-1989) dan MAN Babakan Ciwaringin (1989-1991).

Setelah lulus dari SMA, melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur, pada 1991-1999.

Pada masa kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi pergerakan, terutama di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Ia memegang berbagai jabatan, seperti Ketua PC PMII Jombang (1996-1997), Ketua PKC PMII Jawa Timur (1997-1999), dan Ketua PB PMII (2000-2002).

Selain itu, Gus Aam juga terlibat dalam organisasi lainnya, seperti GP Ansor dan organisasi petani. Ia bahkan sempat menjadi jurnalis harian Duta Masyarakat.

Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, Gus Aam terus aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP Garda Pemuda NasDem, Wakil Ketua Umum PP GP Ansor, dan salah satu Ketua DPP Partai NasDem Bidang Pemuda dan Olahraga.

Dengan dedikasi dan kontribusinya yang besar dalam berbagai organisasi, Gus Aam diakui sebagai sosok teladan bagi juniornya di PMII. Hal itu diungkapkan Ketua PC PMII Probolinggo periode 2015-2017, Fajar Ilyas.

"Beliau sosok kakak sekaligus orang tua yang sangat sederhana bagi kami, sangat peduli terhadap keluarganya dan sayang kepada kami, juniornya," kenang Fajar.

Menurutnya, almarhum sering memberikan nasihat untuk selalu berbuat baik kepada semua orang. “Kami sangat kehilangan sosok beliau sebagai suri tauladan,” ucap Fajar.

Bahkan, sebelum berangkat kunjungan kerja beberapa waktu lalu saat menuju Dringu, Kabupaten Probolinggo, di atas kendaraan, almarhum berpesan untuk tetap semangat dan terus berjuang.

“2029 kamu harus jadi (DPR), agar bisa berbuat banyak untuk masyarakat, karena Bang Aam gak mungkin selamanya jadi anggota DPR,” pungkas Fajar menirukan pesan almarhum.

Karakter sederhana, disiplin, dan tanggung jawab tinggi yang dimiliki almarhum Muhammad Haerul Amri menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Semangat dan perjuangannya akan selalu dikenang dan menjadi motivasi bagi generasi muda Indonesia. Semoga almarhum Muhammad Haerul Amri diterima di sisi-Nya. (*)