TIMES JATIM, BANYUWANGI – Momen Hari Disabilitas Internasional (HDI) disambut dengan semarak dan penuh makna di Banyuwangi Jawa Timur. Rangkaian kegiatan yang digelar sepanjang hari ini tidak hanya berfungsi sebagai perayaan, tetapi juga memperkuat komitmen sebagai kota yang makin inklusif khususnya bagi penyandang disabilitas.
Semarak perayaan HDI menjadi kanvas bagi penyandang disabilitas untuk menggambarkan kekuatan dan kapabilitas mereka.
Serangkaian acara yang digelar tidak hanya menghibur, tetapi juga berfungsi sebagai ajang penegasan bahwa mereka mampu berdiri sejajar, mengejar ambisi, serta meraih impian dan profesi apa pun tanpa dibatasi oleh kondisi fisik..
Acara dimulai dengan safety riding alias konvoi motor yang dikomandoi oleh Disabilitas Motor Indonesia (DMI) dari Terminal Terpadu. Konvoi ini tidak sembarangan, sebab mereka telah tertib dan melengkapi diri dengan Surat Izin Mengemudi (SIM) D, yaitu SIM khusus bagi penyandang disabilitas
Kegiatan dilanjutkan dengan, bagi-bagi bunga di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) yang dipimpin oleh Himpunan Wanita Disabilitas Wanita Indonesia (HWDI) dengan ditemui Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Sekaligus melakukan deklarasi Forum Rehabilitasi Bersumberdaya Manusia (FRBM).
Salah satu penyandang disabilitas menaiki motor dalam konvoi safety riding. (FOTO : Pemkab Banyuwangi For TIMES Indonesia)
Berlanjut ke pertandingan sepak bola "amputasi" antara Persatuan Sepak Bola Amputasi Banyuwangi (Persawangi) melawan Persatuan Sepak Bola Amputasi Djember (Persaid) di Lapangan Diponegoro. Hingga pada sore ditutup dengan panggung apresiasi yang menampilkan berbagai kreativitas penyandang disabilitas di Bumi Blambangan, diantaranya pantomim, melantunkan ayat suci Al-Qur'an oleh teman netra, hingga nyanyian yang diperagakan oleh teman tuli-wicara.
"Banyuwangi adalah rumah yang aman bagi semua. Dengan kebijakan inklusif yang akan terus kita perkuat bersama," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menyapa peserta konvoi disabilitas, Senin (1/12/2025).
Ratusan para disabilitas dan pendamping mengenakan seragam sewarna oranye, mereka berkonvoi dari Terminal Pariwisata Terpadu Sobo menuju SLBN Banyuwangi dengan melewati Taman Makam Pahlawan dan Stadion Diponogoro.
Ratusan disabilitas itu dari berbagai organisasi disabilitas, di antaranya DMI, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gergatin), Komunitas Tuli Banyuwangi (Taliwangi) Paguyuban orangtua disabilitas, dan banyak lainnya.
“Kami berkomitmen akan terus mengembangkan kebijakan inklusif yang nantinya mampu membuka ruang seluas-luasnya bagi para disabilitas,” tegas Ipuk.
Pemkab telah menggulirkan berbagai program pro disabilitas. Di sektor pendidikan misalnya, Pemkab melaksanakan progran sekolah inklusif yang memberikan kersempatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk bisa bersekolah di sekolah umum bersama teman lainnya.
Di ketenagakerjaan, Pemkab setiap tahun rutin membuka bursa kerja yang menyediakan ribuan peluang kerja, termasuk bagi penyandang disabilitas.
“Di sektor pemberdayaan, Pemkab juga memberikan pelatihan kerja bagi ibu-ibu rumah tangga disabilitas. Hal ini sebagai upaya agar mereka bisa berdaya meski memiliki keterbatasan,” kata Ipuk.
Ipuk juga menambahkan, Pemkab juga melibatkan disabilitas dalam perumusan program dan kebijakan daerah.
“Salah satunya lewat rembug disabilitas. Kita gali aspirasi mereka agar kebijakan daerah bisa mengakomodir kebutuhan semuanya, termasuk disabilitas,” kata Ipuk.
Program Pemkab tersebut diapresiasi Ketua Forum Peduli Disabilitas Banyuwangi, Umar. “Kami sangat berterima kasih diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasi,” imbuhnya. (*)
| Pewarta | : Syamsul Arifin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |