TIMES JATIM, MALANG – 14 mahasisawa yang tergabung dalam Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktimu Negeri Kelompok 10 Gelombang 13 UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) ikut terjun memberikan sumbangsih pada masyarakat Indonesia. Mereka ikut mensukseskan program pemerintah Jawa Timur, Sinau Nang Ndeso (SINANDO).
SINANDO merupakan kegiatan workshop yang digagas oleh pemerintah provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Sinau Nang Ndeso dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat guna menghadapi Adaptasi Tatanan Normal Baru Covid-19.
Workshop ini memberikan inspirasi bagi masyarakat desa guna meningkatkan nilai jual dan produk terdampak Covid-19. Workshop ini juga merangsang munculnya pengusaha – pengusaha baru dari desa melalui ekonomi kreatif dalam rangka memperkuat ekonomi kerakyatan.
"SINANDO merupakan ruang dimana masyarakat yang memiliki jiwa kreatif dan tekun mau berproses mengembangkan suatu usaha melalui ekonomi kreatif," ungkap Nandiroh, salah satu Mahasiswa PMM UMM yang ikut mensukseskan workshop tersebut.
PMM Bhaktimu Negeri Kelompok 10 Gelombang 13 UMM setelah workshop Sinando, Selasa (22/9/2021). (Foto: Nandiroh for TIMES Indonesia)
Workshop yang berlangsung pada Rabu, (22/9/2021) ini mengambil tema budidaya anggrek. Pemerintah setempat beserta mahasiswa PMM UMM menggandeng DD Orchid, salah satu pusat budidaya anggrek di Dadaprejo sebagai pengisi materi. Dedek, pemilik DD Orchid memberikan penjelasan secara detail tentang budidaya tanaman anggrek yang baik dan benar.
Dirinya juga menjelaskan teknik marketing hingga manajemen perusahaan yang dikelolanya. Dedek mengungkap dirinya mampu memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Bisnisnya bisa meraup keuntungan Rp500 juta hingga Rp2 miliar dalam sebulan.
"Alasan kenapa DD Orchid sebagai partner Workshop karena DD Orchid sebagai barometer ekonomi kreatif yang mampu melaksanakan pemberdayaan masyarakat di sekitar," ungkap gadis cantik yang sedang menempuh pendidikan di UMM semester 7 ini.
Usaha yang dirintis Dedek ini tak serta merta membuahkan hasil. Dia harus memulai dari nol dengan bermodalkan 25 ribu rupiah saja. Pada tahun 2007 dia memulai bisnis kecilnya di atas lahan 1x½meter. Kini dia memiliki lahan luas untuk budidaya anggreknya. Tak hanya wisatawan, tempatnya juga sering digunakan mahasiswa sebagai tempat magang.
Dadaprejo dimana PMM UMM dilaksanakan sebelumnya telah dikenal sebagai desa wisata. Di desa ini terdapat 3 sentra Wisata Edukasi yakni sentra Batik, sentra Gerabah, dan sentra Budidaya Tanaman Anggrek. Tak hanaya berhenti disini, SINANDO juga akan menyasar pengusaha sukses lainnya dalam workshopnya mendatang. (*)
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |