TIMES JATIM, SURABAYA – Sepanjang tahun 2021-2022 mendatang, Rotary District 3420 Indonesia mencanangkan program 5000 Jamban Keluarga untuk Indonesia.
Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-3 sebagai negara terburuk dalam hal toilet di dunia, setelah Tiongkok dan India.
Data tahun 2020, ada 20 juta keluarga yang hidup tanpa toilet. Jika satu keluarga rata-rata memiliki 4 orang penghuni, maka ada 80 juta orang masih membuang hajat di sungai dan di sembarang tempat.
Inilah salah satu titik krusial penyebab rendahnya tingkat sanitasi yang menjadi awal mula problem kesehatan lingkungan di negeri ini.
Dari 80 juta orang itu, setara dengan 14 ribu ton kotoran manusia yang mencemari air sungai setiap harinya. Tidak mengherankan jika polusi sungai menembus angka 75%, dan degradasi air tanah sampai di level 70% di Indonesia.
"Ini masalah yang sangat serius, mendesak, dan menjadi tanggung jawab bersama-sama. Dampaknya panjang dan daya rusaknya dahsyat. Karena itu, tahun 2021-2022 ini, Rotary District 3420 Indonesia mencanangkan program 5000 Jamban Keluarga untuk Indonesia,” kata Cindy Bachtiar, yang per tanggal 1 Juli 2021 resmi menjabat sebagai District Governor (DG) Rotary District 3420 Indonesia, Rabu (7/7/2021).
Sekitar 20 juta keluarga hidup tanpa toilet. Jika satu keluarga rata-rata memiliki 4 orang, maka 80 juta orang masih membuang hajat di sungai dan di sembarang tempat.(Dok.Rotary)
Menurut Cindy, rendahnya akses ke sanitasi bisa berpengaruh pada kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, gizi, lingkungan, problem ekonomi dan sosial.
Bahkan, PBB mencatat lebih dari setengah populasi global atau 4,2 miliar orang kekurangan sanitasi yang aman. Sanitasi buruk ini juga mengakibatkan sekitar 297 ribu anak di bawah lima tahun meninggal setiap tahun akibat diare. Juga banyak yang terjangkit tipus, desentri, dan pholio.
“Ini sudah menjadi masalah global. Dan di Indonesia, ada 150.000 orang meninggal yang berawal dari problem sanitas ini. Angka yang sungguh fantastis, yang seharusnya jika kita bisa bergotong royong, membantu masyarakat, akan sangat bermanfaat buat mereka dan masa depan anak-anak Indonesia,” ungkap ibu dari 2 putri kembar itu.
Bagi kaum perempuan, rendahnya apresiasi pada masalah sanitasi ini juga membuat mereka harus selalu berhadapan dengan risiko pelecehan, akibat akses toilet kurang menawarkan privasi. Toilet atau jamban ini juga berkaitan dengan angka stunting yang masih tinggi di Indonesia.
Program 5000 Jamban Keluarga ini, lanjut Cindy, adalah bentuk komitmen Rotary District 3420 Indonesia untuk “Serve to Change Lives”, tema besar dari Rotary International tahun 2021-2022. Secara bertahap, rencana besar ini akan diimplementasikan di seluruh Area District 3420.
Guna menyukseskan proyek ini, menurut Cindy, dibutuhkan dana sekitar Rp 3,5 miliar. Satu jamban sederhana, yang berkualitas baik, mudah dirakit, membutuhkan biaya Rp 700 ribu.
Selain budget dari Rotary, dia membuka pintu donasi bagi siapa saja yang tergerak untuk membantu menyelesaikan salah satu masalah serius di negeri ini.
Poster 5000 Jamban Keluarga untuk Indonesia.(Dok.Rotary)
Anda bisa berdonasi melalui Rekening Yayasan Rotary Indonesia D 3420, BCA KCU Diponegoro Surabaya, dengan nomor rekening 2586553388.
District Governor Cindy Bachtiar dan Rotary District 3420 berharap langkah ini akan mempercepat Indonesia keluar dari problem sanitasi dan kesehatan keluarga. Bisa hidup layak, sehat dan ekosistem yang lebih berkualitas. Dari hal yang paling mendasar, yakni toilet keluarga.
Toilet yang juga acap disebut kakus, kloset, jamban, WC, kamar kecil, kamar belakang, rest room atau orang Melayu sering menyebut tandas, sebenarnya sudah ditemukan sejak abad ke-18.
Toilet adalah simbol tingkat peradaban sebuah bangsa, semakin maju dan modern, semakin bersih dan sehat di urusan “belakang.”
Salah satu tonggak sejarah peradaban manusia yang penting dalam hal sanitasi adalah Mohenjo-daro, salah satu situs dari sisa-sisa permukiman terbesar dari Kebudayaan Lembah Sungai Indus, di provinsi Sind, Pakistan.
Salah satu permukiman kota pertama di dunia, bersamaan dengan peradaban Mesir Kuno, Mesopotamia dan Yunani Kuno, yang dibangun sekitar tahun 2600 SM.
Di Mohenjo-daro, yang saat ini tercatat sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO itu, telah mengenal penggunaan toilet di zaman itu. Mereka sudah membuat toilet yang dihubungkan dengan saluran pembuangan dari tanah liat. Kota tua itu sering kali disebut sebagai Metropolis Kuno di Lembah Indus.
“Tentu, peradaban manusia harus terus menuju ke sesuatu yang lebih baik, lebih sehat, lebih beradab. Dan saat ini, di abad ke-21, melalui Program 5000 Jamban Keluarga ini, kami ingin sekaligus membangun manusia Indonesia yang lebih sehat dan beradab,” jelas Cindy yang sudah 17 tahun bergabung di Rotary Club ini.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Faizal R Arief |