TIMES JATIM, BONDOWOSO – Ditemui di rumahnya di RT 24 RW 08 Dusun Jeruk Desa Kembang Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso, Nenek Satriya (83) tengah memasukkan rongsokan ke dalam karung.
Janda sebatang kara ini tampak memasukkan satu persatu botol bekas, kardus dan sejumlah barang rongsokan lainnya untuk dijual lagi.
Rumahnya pun sangat tak layak huni. Berukuran 4X3 meter dengan dinding terbuat dari gedhek (anyaman bambu). Sejumlah kayu rumah banyak yang rapuh, dan gentengnya bocor. Sehingga ketika hujan air masuk ke dalam rumah.
Tempat tidurnya menyatu dengan dapur. Bahkan jemuran pakaian menjadi satu di dapur. Nenek sebatang kara ini masih menggunakan tungku ketika memasak setiap hari.
Satriya mengaku belum pernah mendapatkan batuan sosial dari pemerintah. Baik kabupaten maupun pusat. "Saya tidak pernah menerima bantuan. Dulu pernah sekali ketika suami masih hidup. Raskin. Sekarang ketika suami meninggal justru tak dapat," terangnya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dia terpaksa mengumpulkan barang bekas. Namun itu pun dijual setelah satu bulan pengumpulan. "Saya kan tidak terlalu sehat, jadi hanya mencari rongsokan di sekitar atau di tetangga saja," terangnya saat dikonfirmasi, Rabu (10/2/2021).
Menurutnya, satu karung barang rongsokan maksimal dijual Rp 45 ribu. Tentu itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. "Kadang dibantu tetangga, dikasih beras sama anak saya. Itu pun anak saya juga mendapatkan bantuan," paparnya.
Sementara itu Ketua RT setempat, Sri Ningsih mengatakan, nenek Satriya tak pernah mendapatkan bantuan. Termasuk bantuan sosial Covid-19, seperti BLT DD dan sebagainya.
"Anehnya, justru yang keluar sebagai penerima Bansos adalah Almarhum suaminya. Sehingga bantuan tersebut tidak bisa diambil," katanya.
Pihaknya kecamatan mnagaku akan mengubah nama bantuan atas nama nenek Stariya. Tetapi sudah setahun tak ada kabar. "Tapi sampai sekarang tidak ada kabar," imbuhnya.
Dia berharap, kondisi nenek Satriya mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat, baik Kabupaten Bondowoso maupun pusat. "Kasihan, selama ini dia dibantu tetangga. Apalagi ketika suaminya meninggal," terangnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ronny Wicaksono |